Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tahanan yang melibatkan hingga 300 orang dari kedua belah pihak. Ini merupakan angka terbesar sejak Moskow memulai serangannya hampir tujuh bulan lalu.
Mereka yang dibebaskan termasuk tawanan perang dari negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Maroko. Beberapa diantara mereka sendiri sebelumnya telah dijatuhi vonis mati setelah ditangkap dan dituduh sebagai tentara bayaran.
Rusia juga membebaskan sekitar 215 warga Ukraina. Jumlah ini termasuk lima komandan yang memimpin pertahanan Ukraina di wilayah Mariupol.
Sebagai gantinya, Ukraina mengirim kembali 55 orang Rusia dan figur yang sangat dikenal sebagai pro-Moskow, Viktor Medvedchuk. Saat dilepaskan, Medvedchuk telah menghadapi tuduhan pengkhianatan dari Kyiv.
Kesepakatan itu sendiri ditengahi oleh Turki dan Arab Saudi. Proses ini diakui telah melalui tahapan negosiasi yang intens.
“Ini jelas merupakan kemenangan bagi negara kita, bagi seluruh masyarakat kita. Dan hal utama adalah bahwa 215 keluarga dapat melihat orang yang mereka cintai aman dan di rumah,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dilaporkan Al Jazeera, Kamis (22/9/2022).
“Kami mengingat semua orang kami dan mencoba menyelamatkan setiap warga Ukraina. Inilah arti Ukraina, esensi kita, inilah yang membedakan kita dari musuh.”
Arab Saudi sebelumnya juga mengumumkan pembebasan 10 orang asing setelah negosiasi yang dipimpin langsung oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.
» selengkapnya di CNBC Indonesia
©2022 Hanupis