Liputan6.com, Bogor – Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar oleh sebagian kalangan dianggap sebagai hari keramat dan menakutkan. Pasalnya, di hari tersebut diyakini bahwa Allah akan menurunkan banyak bencana.
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mengatakan, tidak ada petunjuk dari Rasulullah SAW bahwa harus mengamalkan amalan di Rebo Wekasan atau Rabu terakhir bulan Safar.
Menurut Buya Yahya, cerita tentang Rebo Wekasan adalah cerita tentang orang saleh mendapatkan berita (ilham) bahwasanya di hari itu akan turun penyakit. Lalu meminta perlindungan dari Allah agar dijauhkan dari penyakit.
“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” jelasnya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV, Selasa (20/9/2022).
Menurutnya, ketika orang saleh mendapatkan ilham boleh dipercaya boleh juga tidak. Dengan catatan selama yang dilakukan hasil ilham tersebut tidak bertentangan dengan ajaran nabi.
“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” Buya Yahya mencontohkan.
Buya Yahya menambahkan, bila ada yang tidak mempercayai ilham tersebut jangan dicaci maki. Misalnya, seseorang memilih tidak melakukan amalan saat Rebo Wekasan karena tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
» selengkapnya di Liputan6.com
©2022 Hanupis