Iran sedang dilanda gelombang unjuk rasa dari masyarakat akibat tewasnya seorang perempuan bernama Mahsa Amini yang ditangkap polisi moral karena melanggar aturan hijab. Kematian Mahsa Amini memicu protes dari masyarakat, terutama perempuan Iran.
Mahsa Amini ditahan oleh polisi Iran Teheran pada hari Selasa, lalu meninggal setelah mengalami koma pada hari Jumat. Lalu, siapakah sosok Mahsa Amini? Dan bagaimana penjelasan Iran atas kematiannya? Simak ulasannya di bawah ini.
Dilansir dari Vogue, Mahsa Amini yang dikenal dengan nama Jina, adalah seorang perempuan berusia 22 tahun dari kota barat Saqqez di provinsi Kurdistan, Iran. Polisi moral Iran menahannya di luar stasiun metro di Teheran dengan alasan tidak memakai hijab dengan benar.
Sebelum peristiwa, Mahsa Amini dikabarkan sedang bepergian dengan keluarganya dari provinsi Kurdistan ke Teheran, ibu kota Iran, untuk mengunjungi kerabatnya. Lalu penangkapan pun terjadi. Saksi mata melaporkan bahwa Amini dipukuli di dalam mobil polisi.
Saksi mata juga menyatakan bahwa Amini dipukuli saat dibawa polisi ke pusat penahanan, hingga membuatnya mengalami cedera serius. Amini meninggal di rumah sakit setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma.
Para pejabat Iran mengklaim bahwa Amini ditahan karena telah melanggar hukum negara tersebut, di mana mengharuskan perempuan menutupi rambut dengan jilbab dan anggota badan dengan pakaian longgar.
Peraturan yang tertuang dalam Undang-Undang tersebut mulai berlaku pada tahun 1981, namun sering kali ditegakkan secara sewenang-wenang. Sementara itu, ibu Amini telah mengklaim bahwa putrinya mengenakan jubah panjang yang longgar seperti yang dipersyaratkan.
Pasukan keamanan Iran telah mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa Amini meninggal karena serangan jantung di pusat penahanan. Padahal, keluarganya telah membantah klaim ini, mengatakan bahwa putri mereka dalam keadaan sehat ketika dia ditahan.
» selengkapnya di Beautynesia
©2022 Hanupis