Jakarta, CNBC Indonesia – Ada yang berbeda dengan Ethereum. Blockhain itu mengalami perombakan dan akan ada perubahan di dalamnya. Dengan sistem baru itu akan mengurangi penggunaan energinya. Yakni menyusut hingga 99,955 lebih sedikit, ungkap Ethereum Foundation, dikutip dari Reuters, Kamis (15/9/2022).
Pembaruan mengubah cara transaksi pada Ethereum dan token Ether dibuat. Ether merupakan koin kripto terbesar kedua setelah Bitcoin.
Sebelumnya Ethereum menggunakan sistem ‘proof of work’ yang menguras banyak energi. Ini dilakukan untuk memecahkan masalah matematika yang komplek.
Berikutnya sistem itu menjadi ‘proof of stake’, di mana individu dan perusahaan menjadi validator. Mereka menggunakan Ether untuk jadi jaminan dalam rangka memenangkan token yang baru dibuat.
“Selamat merge (peningkatan) semua,” kata inventor Vitalik Buterin dalam tweetnya. “Ini merupakan momen besar untuk ekosistem Ethereum”.
Reuters mencatat untuk pendukungnya pembaruan tersebut menjadi keuntungan besar. Cara ini menjadi upaya untuk Ethereum dapat melampui Bitcoin yang menjadi saingannya.
Cara ini juga menjadi solusi setelah banyak para pencinta lingkungan dan sejumlah investor yang mengecam Blockchain karena menghabiskan energi dalam jumlah besar. Peneliti Digiconomist menyebutkan sebelum merge, per satu transaksi Ethereum menggunakan daya rata-rata penggunaan rumah tangga AS dalam Amerika Serikat (AS).
Penggunaan daya yang besar ini juga menjadi perhatian Senator Elizabeth Warren. Dalam surat anggota dewan yang dia pimpin kepada Sekretaris Energi Jennifer Granholm dan Administrator Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Michael Regan menyebutkan kegiatan kripto miner mengembangkan fasilitas berdaya lebih 1.045 megawatt.
» selengkapnya di CNBC Indonesia
©2022 Hanupis